Minggu, 15 Juni 2025

Perbandingan Investasi emas dengan Deposito


















Keunggulan Investasi Emas Dibandingkan Deposito

Dalam dunia investasi, emas dan deposito seringkali menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang mencari instrumen yang relatif aman. Keduanya termasuk dalam kategori investasi berisiko rendah, namun keduanya memiliki karakteristik dan keunggulan yang berbeda. Jika dibandingkan secara langsung, investasi emas memiliki sejumlah kelebihan yang membuatnya lebih menarik bagi sebagian kalangan, terutama dalam jangka menengah hingga panjang.

Pertama, emas lebih tahan terhadap inflasi. Salah satu keunggulan utama dari emas adalah kemampuannya mempertahankan daya beli dalam jangka waktu panjang. Ketika inflasi meningkat, nilai uang menurun, namun harga emas cenderung naik. Berbeda dengan deposito, yang suku bunganya tetap dan dipotong pajak, sehingga nilainya bisa tergerus jika inflasi lebih tinggi dari bunga yang diterima.

Kedua, emas bersifat likuid dan mudah diperjualbelikan. Emas dapat dijual kapan saja di toko emas, pegadaian, ataupun platform digital tanpa harus menunggu jangka waktu tertentu. Sementara itu, deposito memiliki masa jatuh tempo yang mengikat. Jika dicairkan sebelum waktunya, investor biasanya akan dikenai penalti atau potongan bunga, sehingga fleksibilitasnya lebih rendah.

Ketiga, tidak ada potongan pajak atas keuntungan kenaikan harga emas. Berbeda dengan deposito yang dikenai pajak atas bunga sebesar 20%, keuntungan dari selisih harga beli dan jual emas tidak langsung dikenakan pajak final. Hal ini menjadikan keuntungan bersih dari investasi emas lebih optimal terutama jika dilakukan saat harga emas sedang tren naik.

Keempat, emas bisa disimpan dalam berbagai bentuk fisik maupun digital, sehingga bisa menyesuaikan dengan preferensi dan kebutuhan investor. Saat ini, banyak platform investasi emas digital yang menyediakan fasilitas pembelian emas mulai dari 0,01 gram, yang membuatnya sangat terjangkau bagi masyarakat luas, termasuk generasi muda. Hal ini belum tentu bisa dilakukan dengan deposito yang biasanya memerlukan nominal awal yang lebih besar.

Namun demikian, perlu dicatat bahwa investasi emas juga memiliki kelemahan seperti fluktuasi harga harian dan biaya penyimpanan jika berbentuk fisik. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk mempertimbangkan tujuan investasi dan jangka waktu simpan sebelum memutuskan pilihan.

Secara keseluruhan, emas merupakan instrumen investasi yang lebih fleksibel, tahan inflasi, dan menguntungkan dalam jangka panjang dibandingkan dengan deposito yang lebih cocok untuk simpanan jangka pendek dengan risiko minimum. Dengan strategi yang tepat, emas bisa menjadi pelindung kekayaan yang efektif.


Penulis:
Wiryo
Info Investasi Emas:
www.full-emas.blogspot.com

Rabu, 11 Juni 2025

Jika Anda tidak menemukan cara untuk menghasilkan uang saat Anda tidur, Anda akan bekerja sampai mati

 











Menemukan Jalan Menuju Kebebasan Finansial: Uang yang Bekerja Saat Kita Tidur

Kutipan terkenal dari Warren Buffett, seorang investor legendaris dunia, menyatakan: “If you don't find a way to make money while you sleep, you will work until you die” atau dalam Bahasa Indonesia, “Jika Anda tidak menemukan cara untuk menghasilkan uang saat Anda tidur, Anda akan bekerja sampai mati.” Ungkapan ini bukan sekadar nasihat sederhana, melainkan sebuah filosofi mendalam tentang pentingnya membangun sumber pendapatan pasif dalam upaya mencapai kebebasan finansial dan keamanan hidup jangka panjang.


Secara umum, masyarakat luas selama ini dibentuk dalam kerangka berpikir tradisional yang mengandalkan pendapatan aktif. Model ini memerlukan pertukaran langsung antara waktu dan tenaga untuk mendapatkan imbalan berupa gaji atau upah. Pekerja hanya dibayar selama mereka aktif bekerja: ketika mereka cuti, sakit, atau pensiun, maka pendapatan pun berhenti atau menurun drastis. Konsep ini menjadi rawan di tengah ketidakpastian ekonomi, kenaikan inflasi, dan perkembangan teknologi yang secara perlahan menggantikan banyak peran tenaga manusia.


Dalam konteks ini, nasihat Buffett menawarkan perspektif yang berbeda. Ia menegaskan pentingnya membangun sistem keuangan yang dapat menghasilkan uang secara otomatis, bahkan ketika seseorang sedang tidur, berlibur, atau tidak mampu bekerja secara aktif. Inilah yang disebut sebagai pendapatan pasif—pendapatan yang diperoleh tanpa keterlibatan harian yang konstan.


Bentuk pendapatan pasif bisa beragam, antara lain:

  1. Investasi Saham dan Dividen: Membeli saham perusahaan yang membagikan dividen reguler memberikan pemasukan berkala tanpa harus menjual aset utama.

  2. Properti Sewa: Kepemilikan properti seperti rumah atau apartemen yang disewakan memberi pemasukan rutin setiap bulan.

  3. Bisnis Otomatis atau Waralaba: Sistem bisnis yang sudah berjalan dengan manajemen yang delegatif, sehingga tidak memerlukan pemilik hadir setiap hari.

  4. Produk Digital dan Royalti: Penjualan e-book, musik, fotografi, atau kursus daring bisa menghasilkan uang secara berulang-ulang tanpa harus diproduksi ulang.

  5. Peer-to-Peer Lending dan Obligasi: Memberikan pinjaman secara digital yang menghasilkan bunga secara rutin.

Yang menjadi tantangan utama dalam membangun pendapatan pasif adalah bahwa proses ini tidak instan. Diperlukan pengetahuan, ketekunan, disiplin menabung dan berinvestasi, serta manajemen risiko yang cermat. Misalnya, dalam investasi saham, seorang investor harus memahami analisis fundamental, tren pasar, dan memperhitungkan volatilitas. Dalam properti, pemilik harus memahami pasar sewa, biaya perawatan, hingga hukum pertanahan. Namun demikian, setelah sistem ini dibangun dengan baik, ia akan terus memberikan manfaat jangka panjang, bahkan bisa diwariskan.

Dari perspektif sosiologis dan psikologis, konsep “uang bekerja saat tidur” juga memberi efek besar pada kualitas hidup. Seseorang yang memiliki pendapatan pasif yang memadai tidak hanya memiliki kestabilan finansial, tetapi juga kebebasan waktu, ruang untuk menekuni hobi atau riset, dan bahkan waktu untuk berkontribusi sosial. Ini menjadi penting dalam dunia modern yang semakin menuntut keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan personal.


Lebih lanjut, pendekatan ini juga relevan dalam konteks pendidikan tinggi dan riset. Seorang akademisi, misalnya, dapat membangun passive income dari royalti buku, lisensi paten, atau platform kursus daring (seperti Udemy, Coursera, atau YouTube monetisasi). Dengan demikian, ia dapat mendanai penelitiannya sendiri secara mandiri, tanpa harus sepenuhnya bergantung pada dana hibah atau lembaga.


Sebagai penutup, kutipan Warren Buffett ini seharusnya menjadi pengingat strategis bagi setiap individu untuk tidak hanya bekerja keras, tetapi juga bekerja cerdas. Membangun sistem yang menghasilkan uang tanpa keterlibatan langsung setiap hari bukanlah mimpi, tetapi suatu kebutuhan pada zaman modern yang kompetitif dan serba cepat ini. Seiring bertambahnya usia dan menurunnya kapasitas fisik, hanya sistem keuangan yang berkelanjutan yang dapat menjamin martabat dan kesejahteraan di hari tua.

Rabu, 04 Juni 2025

Nasihat Warren Buffet kepada kita

Judul: "Belajar dari Warren Buffett: Menghasilkan Uang Saat Tidur atau Bekerja Sampai Mati?"


Dalam dunia investasi dan keuangan, nama Warren Buffett selalu menjadi rujukan utama. Ia bukan hanya dikenal sebagai salah satu orang terkaya di dunia, tetapi juga dihormati karena prinsip-prinsip hidup dan investasinya yang sederhana namun luar biasa efektif. Salah satu kutipan paling menggugah dari beliau berbunyi:

“If you don’t find a way to make money while you sleep, you will work until you die.”
(“Jika kamu tidak bisa menghasilkan uang saat tidur, maka kamu akan bekerja sampai mati.”)

Kutipan ini terdengar keras, namun sarat makna. Buffett tidak sedang menakut-nakuti siapa pun, melainkan menyadarkan kita tentang pentingnya pendapatan pasif dan strategi keuangan jangka panjang. Mari kita uraikan makna dan pesan besar di balik kalimat tersebut.


1. Arti “Menghasilkan Uang Saat Tidur”

Menghasilkan uang saat tidur bukan berarti menjadi kaya secara instan tanpa usaha. Sebaliknya, ini berbicara tentang membangun sistem atau aset yang terus menghasilkan pendapatan bahkan saat kita tidak sedang bekerja aktif. Contoh konkret dari “menghasilkan uang saat tidur” antara lain:

  • Investasi di saham atau reksa dana yang membayar dividen.
  • Properti sewaan yang memberikan pendapatan pasif bulanan.
  • Royalti dari buku, musik, atau hak cipta digital.
  • Bisnis online yang otomatis (misalnya, e-commerce dengan sistem dropship).

Prinsipnya adalah: kerja keras di awal untuk membangun, lalu biarkan sistem itu bekerja untuk Anda di masa depan.


2. Mengapa Harus Mulai Sekarang?

Sebagian besar orang menukar waktu dengan uang—kerja 8 jam, dibayar sesuai waktu tersebut. Tapi waktu kita terbatas. Kita tidak bisa terus bekerja selamanya. Ada masa ketika kesehatan menurun, tenaga melemah, dan kewajiban keluarga meningkat. Jika saat itu belum ada sistem keuangan yang bekerja untuk kita, maka yang tersisa hanyalah bekerja tanpa henti.

Warren Buffett menunjukkan bahwa mengandalkan satu sumber pendapatan aktif saja sangat berisiko. Kita butuh strategi keuangan yang membebaskan kita secara jangka panjang, dan itu bisa dimulai dari sekarang dengan:

  • Menabung secara rutin
  • Belajar tentang investasi
  • Meningkatkan literasi finansial
  • Membangun bisnis sampingan yang berpotensi pasif

3. Bukan Soal Kaya, Tapi Tentang Bebas Finansial

Menghasilkan uang saat tidur bukan sekadar untuk menjadi miliarder. Ini soal kebebasan finansial, yaitu kondisi ketika Anda tidak perlu khawatir tentang kebutuhan hidup dasar karena penghasilan pasif Anda sudah mencukupinya.

Banyak orang berpikir mereka akan menikmati hidup setelah pensiun, tapi tanpa persiapan keuangan sejak dini, kenyataan bisa sangat berbeda. Dengan mengikuti filosofi Buffett, kita bisa mempersiapkan masa depan yang lebih aman, lebih tenang, dan lebih bermakna.


4. Apa yang Bisa Kamu Lakukan Hari Ini?

Tidak perlu langsung membeli saham atau properti. Langkah pertama adalah mengubah pola pikir. Dari "kerja demi uang" menjadi "biarkan uang bekerja untuk saya." Beberapa langkah awal yang bisa dilakukan:

  • Mulai membaca buku atau artikel tentang keuangan pribadi.
  • Menyisihkan minimal 10% pendapatan untuk investasi jangka panjang.
  • Belajar dari orang-orang sukses, seperti Warren Buffett, tentang prinsip hidup dan investasi.
  • Fokus pada pengembangan keterampilan yang bisa memberikan pendapatan tambahan di masa depan.

Penutup

Kata-kata Warren Buffett bukan hanya peringatan, tapi juga ajakan untuk berpikir jangka panjang, bertindak cerdas, dan mulai membangun aset sejak muda. Kita mungkin tidak semua akan menjadi miliarder seperti beliau, tapi setiap orang bisa belajar untuk hidup lebih bijak secara finansial.

Jadi, pertanyaannya: Apakah kamu sudah mulai membangun cara untuk menghasilkan uang saat tidur? Jika belum, sekarang adalah waktu terbaik untuk memulainya.

“The more you learn, the more you earn.” – Warren Buffett


#FinansialCerdas #WarrenBuffett #InvestasiPemula #MotivasiKeuangan #PendapatanPasif

Selasa, 03 Juni 2025

Analisis Saham PT Elnusa Tbk (ELSA)


 







Saham PT Elnusa Tbk (ELSA), anak perusahaan dari PT Pertamina Hulu Energi, menunjukkan kinerja yang solid dan prospek yang menjanjikan pada tahun 2025. Dengan pertumbuhan pendapatan dan laba yang positif, serta strategi investasi yang terfokus, ELSA menjadi salah satu saham yang layak dipertimbangkan untuk investasi jangka menengah hingga panjang.

Kinerja Keuangan yang Positif

Pada kuartal I 2025, ELSA mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp3,73 triliun, meningkat 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,11 triliun. Laba bersih perusahaan juga mengalami peningkatan sebesar 2%, mencapai Rp187 miliar dari Rp183 miliar pada kuartal I 2024. Pertumbuhan ini mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam menjaga kinerja keuangan di tengah dinamika industri energi.

Strategi Investasi dan Diversifikasi Bisnis

ELSA fokus pada tiga segmen utama dalam strategi investasinya tahun 2025: jasa hulu migas, jasa distribusi dan logistik energi, serta jasa pendukung. Di sektor jasa hulu migas, perusahaan mengoptimalkan layanan seperti drilling workover & well intervention. Untuk distribusi dan logistik energi, ELSA memperkuat rantai pasok dengan menambah armada mobil tangki dan mengembangkan fasilitas Terminal LPG. Sementara itu, di segmen jasa pendukung, perusahaan menambah kapasitas general warehousing dan berinvestasi dalam peralatan penunjang minyak.

Pembagian Dividen yang Menarik

ELSA menunjukkan komitmennya kepada pemegang saham dengan membagikan dividen tunai sebesar Rp285,47 miliar, atau setara 40% dari laba bersih tahun 2024 yang mencapai Rp713,67 miliar. Dividen per saham tercatat sebesar Rp39,11, meningkat signifikan sebesar 42% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kebijakan dividen ini mencerminkan kinerja keuangan yang solid dan penghargaan atas kepercayaan pemegang saham.

Analisis Teknikal dan Rekomendasi Analis

Secara teknikal, saham ELSA menunjukkan tren positif dengan penguatan harga dan peningkatan volume pembelian. Analis dari MNC Sekuritas merekomendasikan "Buy on Weakness" pada rentang harga 460-470 dengan target harga 482-490 dan stoploss di bawah 456. Selain itu, Ina Sekuritas memberikan peringkat "BUY" untuk ELSA dengan target harga Rp432, mempertimbangkan potensi pertumbuhan yang kuat. 

Kesimpulan

Dengan kinerja keuangan yang positif, strategi investasi yang terfokus, dan kebijakan dividen yang menarik, saham ELSA layak dipertimbangkan untuk investasi. Namun, investor tetap perlu memperhatikan dinamika industri energi dan melakukan analisis risiko sebelum mengambil keputusan investasi.

Senin, 02 Juni 2025

Poin poin Penting Buku The Intelligent Investor karya Benjamin Graham

 











Buku The Intelligent Investor karya Benjamin Graham adalah salah satu karya klasik yang dianggap sebagai panduan abadi dalam dunia investasi. Buku ini tidak hanya memberi saran teknis, tetapi juga membentuk pola pikir seorang investor agar bisa bertindak rasional, sabar, dan disiplin. Berikut adalah poin-poin penting dari buku ini yang wajib dipahami, baik oleh investor pemula maupun yang sudah berpengalaman:

1. Perbedaan antara Investor dan Spekulan
Graham secara tegas membedakan antara investor dan spekulan. Investor adalah mereka yang membeli saham berdasarkan nilai fundamentalnya, menilai bisnisnya, dan memiliki pandangan jangka panjang. Spekulan hanya membeli berdasarkan tren harga, rumor, atau spekulasi jangka pendek. Graham menekankan bahwa keberhasilan sejati hanya bisa dicapai jika seseorang memiliki pola pikir seorang investor, bukan penjudi pasar.

2. Konsep Margin of Safety
Ini adalah salah satu konsep terpenting dalam buku tersebut. Margin of safety berarti membeli aset (misalnya saham) dengan harga yang cukup di bawah nilai intrinsiknya, sehingga ada “bantalan” jika terjadi kesalahan analisis atau ketidakpastian pasar. Prinsip ini membantu meminimalkan risiko kerugian permanen. Misalnya, jika nilai wajar sebuah saham adalah $100, Graham menyarankan membelinya hanya jika harganya cukup rendah, misalnya $70, sehingga Anda memiliki margin yang aman.

3. Analogi Mr. Market
Graham memperkenalkan gambaran tentang “Mr. Market,” yaitu personifikasi dari pasar saham yang setiap hari datang menawarkan harga beli atau jual. Kadang Mr. Market terlalu optimis (harga saham naik tinggi), kadang terlalu pesimis (harga saham jatuh). Investor cerdas tidak terbawa emosi Mr. Market, tetapi memanfaatkan peluang yang muncul saat harga salah dihargai. Ini adalah ajaran penting tentang disiplin psikologis dan menghindari terjebak dalam hype atau ketakutan pasar.

4. Perbedaan Defensive Investor vs Enterprising Investor
Graham membagi investor menjadi dua kategori. Defensive investor adalah mereka yang ingin hasil stabil dengan risiko rendah dan usaha minimal; biasanya mereka berinvestasi dalam portofolio campuran saham blue chip dan obligasi berkualitas. Enterprising investor (agresif) bersedia melakukan riset lebih dalam untuk mencari saham undervalued, obligasi spesial, atau peluang khusus lain. Keduanya bisa sukses, asal tetap disiplin.

5. Pentingnya Disiplin dan Psikologi Investasi
Graham menekankan bahwa keberhasilan investasi tidak hanya soal analisis angka, tetapi juga soal mengendalikan emosi. Investor harus tetap tenang saat pasar panik dan tidak serakah saat pasar sedang euphoric. Ini adalah ujian mental yang jauh lebih sulit daripada sekadar mempelajari laporan keuangan.

6. Fokus pada Nilai Intrinsik, Bukan Harga Pasar
Bagi Graham, harga pasar hanyalah refleksi sesaat dari opini pasar, sedangkan nilai intrinsik adalah nilai sejati dari perusahaan berdasarkan aset, pendapatan, prospek, dan fundamental lainnya. Investor sejati fokus pada nilai intrinsik ini, bukan sekadar mengikuti harga.

7. Diversifikasi untuk Mengurangi Risiko
Graham sangat menganjurkan diversifikasi, yaitu menyebar investasi ke banyak instrumen atau perusahaan. Ini bukan berarti asal membeli banyak saham, tetapi memilih portofolio yang seimbang sehingga risiko dari satu aset tidak menghancurkan seluruh portofolio.

8. Pentingnya Analisis Fundamental
Investor perlu belajar membaca laporan keuangan, memahami neraca, laporan laba rugi, arus kas, dan berbagai rasio keuangan seperti price-to-earnings (P/E), price-to-book (P/B), dan sebagainya. Graham mengajarkan bahwa nilai sejati saham bisa ditemukan melalui analisis mendalam terhadap data fundamental ini.

9. Jangan Mengejar Ramalan Pasar
Buku ini menolak gagasan bahwa siapa pun bisa secara konsisten memprediksi arah pasar. Graham berpendapat bahwa alih-alih mencoba memprediksi pasar, lebih baik fokus pada kualitas investasi individual.

10. Investasi adalah Bisnis Jangka Panjang
Terakhir, Graham selalu menekankan perspektif jangka panjang. Saham adalah bagian kepemilikan dari bisnis nyata, bukan tiket lotre. Dengan pola pikir jangka panjang, investor lebih kebal terhadap gejolak jangka pendek dan bisa memanfaatkan compound effect (efek penggandaan) seiring waktu.

Kalau Anda tertarik, saya bisa membantu membuatkan ringkasan lengkap tiap bab atau bahkan menganalisis relevansi setiap prinsip Graham di pasar modern saat ini. Mau saya buatkan?